MAKALAH “PSYCHOLOGY TREATMENT AND INTERVENTION”
TUGAS
KELOMPOK PSIKOPATOLOGI
“PSYCHOLOGY
TREATMENT AND INTERVENTION”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 KELAS A
ALHEYSHA AZALIA IHSAN (1771042002)
ANDI PUTRIANI TENRIPADA (1771042097)
ADELIA KURNIA SARI BUNGA (1771041012)
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS
PSIKOLOGI
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dewasa
ini, topik mengenai masalah kesehatan mental sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental, dan yang termasuk
dalam jenis kondisi yang paling umum terjadi adalah stress, gangguan kecemasan,
depresi, dan lain sebagainya. Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dan
gangguan dalam kehidupan sehari-hari Selain dapat merusak interaksi atau
hubungan dengan orang lain, penyakit mental juga dapat menurunkan prestasi di
sekolah, bahkan menurunkan produktivitas kerja.
Dalam
penanganan masalah mental tersebut, digunakanlah metode penanganan terapis
psikologi atau yangd biasa dikenal dengan istililah Psikoterapi yang
diantaranya bertujuan untuk memberikan perubahan positif terhadap klien ayas
gangguan yang dialaminya.
1.2.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa
yang dimaksud dengan Terapi Psikologi ?
2. Apa
yang dimaksud dengan Intervensi dalam Psikologi ?
3. Apa
saja bentuk penangan secara terapis dalam konsep intervensi Psikologi
(Psikoterapi) ?
1.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Agar
pembaca dapat mengetahui definisi serta bentuk terapi dalam ilmu Psikologi.
2. Agar
pembaca dapat mengetahui definisi serta memahami bentuk intervensi Psikologi.
3. Agar
pembaca dapat memahami macam aliran Psikoterapi.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1. Terapi Psikologi (Psikoterapi)
Psikoterapi lahir dari dua
kata, yaitu kata ”Psyche” yang berarti “jiwa”, dan “therapy” yang berarti
“pengobatan”. Jadi “psikoterapi” artinya “pengobatan jiwa”. Psikoterapi adalah
usaha seorang ‘terapis’ dalam mengintervensi seseorang yang mengalami gangguan
bahkan penyakit mental.
Menurut Lewis R. Wolberg (1977), psikoterapi adalah
perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologik terhadap permasalahan yang
bersasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja
menciptakan hubungan profesional dengan pasien, dengan tujuan :
a. Menghilangkan,
mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada.
b. Memperantarai
perbaikan pola tingkah laku yang terganggu.
c. Meningkatkan
pertumbuhan serta mengembangkan kepribadian yang positif.
Berikut
adalah karakteristik umum psikoterapi :
a.
Penanganan berdasarkan hubungan intra-personal
b.
Menggunakan komunikasi verbal antara dua
orang atau lebih sebagai elemen penyembuhan
c.
Keahlian khusus pada bagiain dari
terapis dalam menggunakan komunikasi dan hubungan dalam cara penyembuhan
d.
Berdasarkan struktur rasional atau
konsep yang digunakan untuk mengerti problem pasien
e.
Penggunaan prosedur dalam hubungan yang
rasional
f.
Hubungan terstruktur
g.
Harapan perbaikan
Jadi, psikoterapi ini
adalah sebuah intervensi interpersonal relasional yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam menghadapi problem-problem
yang ada di kehidupannya. Terkadang hal ini meliputi peningkatan perasaan
sejahtera individual dan mengurangi pengalaman subjektif yang tidak nyaman.
Para psikoterapis menggunakan suatu batasan-batasan yang bertujuan membangun
hubungan, komunikasi dan perilaku, serta perubahan dialog yang dirancang untuk
memperbaiki kesehatan mental klien, bahkan memperbaiki hubungan kelompok
(contoh dalam kehidupan keluarga). Berikut adalah bentuk-bentuk terapi
psikologi :
1.
Terapi Psikodinamika
2.
Terapi Behavioral(Perilaku) dan Kognitif
3.
Terapi Humanistik dan Eksistensial
4.
Terapi Keluarga dan Pasangan
2.2. Intervensi dalam Psikologi
Yang dimaksud
dengan intervensi dalam psikologi adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah
suatu perilaku pikiran atau perasaan seseorang (dan/atau klien) yang mana dalam
perubahan tersebut diharapkan dapat berubah kearah yang lebih baik untuk
dirinya sendiri, maupun untuk lingkungannya.Adapun beberapa bentuk intervensi,
yaitu:
a. Sebagai
media untuk mengintervensi dibidang klinis (perawatan akut)
b. Rehabilitasi
(memperbaiki gangguan perilaku berat)
c. Pemeliharaan
(pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
d. Restrukturisasi
(meningkatkan perubahan terus-menerus pada pasien).
Rangkaian
perjalanan terapi (intervensi) oleh Hokanson (phares dan trull,2001):
1. Pertemuan
awal, tahap yang menentukan kelancaranan keberhasilan tahap selanjutnya.
2. Asesmen,
pengumpulan informasi klien dapat diambil melalui pemberian berbagai macam tes
psikologi.
3. Tujuan
treatment/intervensi, mendiskusikan masalah dan melakukan apa yang diperoleh
dari data asesmennya.
4. Implementasi
treatment/terapi, terapis memutuskan membentuk terapi secara khusus, yang
diharapkan klien mulai dipercayakan dapat menghadapi problem secara independen.
5. Pelaksanaan.
Penggunaan teknik-teknik treatment/intervensi tertentu.
6. Evaluasi.
Terhadap pencapaian, program, dan rencana tindak lanjut. Biasanya berbentuk research based on cases.
2.3. Bentuk penanganansecara terapi
dalam konsep intervensi Psikologi (Psikoterapi)
Dalam melakukan intervensi, terapis
menetapkan beberapa bentuk terapi, antara lain :
1.
Terapi
Psikodinamika
Sigmund
Freud adalah pendiri dari “Penyembuhan
dengan bicara”. Sebuah sebutan yang dikatakan oleh seorang pasiennya. Pada
metode Psikoanalisis (Psychoanalysis),
para pasien tidak berbicara secara langsung mengenai masalah-masalah yang
sedang mereka hadapi, melainkan mengenai mimpi-mimpi yang mereka miliki serta
ingatan-ingatan mereka mengenai masa kecil mereka. Phares dan Trull menyatakan
bahwa pendekatan terapi Psikodinamika memfokuskan pada motif-motif
ketidaksadaran dan konflik-konflik dalam mencari akar perilaku. Pendekatan
Psikodinamika cenderung fokus analisis pada masa lalu. Sasaran dari terapi
Psikodinamika adalah untuk membantu motif-motif yang tidak disadari dalam diri
seseorang menjadi dapat disadari, karena hanya dengan menyadari motif-motif
dalam dirinya lah individu dapat melakukan pilihan.
Terapi
Psikoanalisa memandang jika setiap penyakit mental yang terjadi merupakan
akibat dari adanya konflik antara sistem Id, Ego, dan Super Ego. Beberapa
teknik yang biasanya digunakan oleh psikoanalisa adalah :
1.
Teknik Asosiasi Bebas : Klien harus
mengungkapkan segala yang muncul dipikirannya, terutama ketika mengingat masa
lalu. Ingatan-ingatan tersebut yang dapat memberikan petunjuk mengenai susunan
kepribadian dan perkembangan seseorang.
2.
Teknik Analisa Mimpi : Teknik untuk memahami
makna simbolik dari mimpi seseorang, karena mimpi dianggap suatu cara memenuhi
keinginan yang tidak dapat diungkapkan.
3.
Teknik Transferensi : Merupakan proses
dimana klien beraksi kepada terapis seolah-olah terapis adalah figure penting
yang ada dalam masa lalu klien.
Adapun contoh dari Psikoanalisis
adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.
Kekuatan model intervensi psikodinamika :
1. Mengenalkan
pentingnya pikiran bawah sadar
2. Mengenalkan
pentingnya pengalaman masa kecil dan hubungan dengan orang lain.
3. Menerangkan
masalah-masalah yang sulit dan penting.
4. Pendekatan
yang berguna dalam memahami kesehatan mental, kendati tidak lengkap.
5. Seperangkat
terapi dan teknik terapeutik yang sangat berguna bagi mereka yang sedang
mengalami derita psikologis.
6. Sebagai
orang pertama yang menyentuh konsep-konsep psikologi seperti peran
ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori
perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian.
7. Posisinya
yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum
perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan.
8. Freud
juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi,
drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada
analisis karya seni.
Kelemahan model intervensi psikodinamika
:
1.
Teori-teorinya diperoleh dari
studi-studi kasus.
2.
Konsep-konsepnya menarik, tetapi tidak
jelas dan tidak dapat diuji.
3.
Reduksionisme psikodinamia
4.
Kesulitan berkomunikasi dan pola prilaku
yang berulang-ulang – sebagai akibat pola asuhan yang buruk.
5.
Tidak berpihak pada gender.
6.
Lebih diasumsikan pada model-model yang
berhubungan dengan bidang kesehatan dan lain sebagainya.
7.
Metode studinya dianggap kurang
reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat subyektif.
8.
Konstruk-konstruk teorinya juga sulit
diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan
dianggap fiksi, seperti Oedipus complex.
9.
Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan
Freud adalah mempelajari intervening variable.
2.
Terapi
Behavior(Perilaku) dan Kognitif
Terapi perilaku/behavioural merupakan
terapi perilaku yang didasari dari pandangan aliran behaviorisme. Dapat
dikatakan juga sebagai bentuk terapi yang mengaplikasikan prinsip-prinsip
pengondisian klasik dan operant conditioning untuk membantu seseorang mengubah
perilaku yang melukai diri sendiri atau perilaku yang problematis. Orang-orang
behaviouris menitikberatkan pada pengaruh lingkungan sebagai faktor utama yang
mempengaruhi proses belajar seseorang. Oleh karena itu terapi ini berfokus
untuk merubah kognitif klien terlebih dahulu lalu mengubah perilaku yang
bermasalah. Beberapa teknik perilaku yang digunakan oleh pendekatan behavioural
adalah teknik relaksasi, hirarki kecemasan, exposure therapy, modeling dan CBT
(Cognitive Behaviour Therapy). Teknik CBT merupakan campuran dari teknik
perubahan perilaku dan perubahan peran kognisi dalam diri seseorang (karena
kognisi seseorang merupakan penyebab dan pemelihara berlanjutnya suatu masalah)
oleh karena itu terapi ini berfokus untuk merubah kognitif terlebih dahulu
kemudian merubah perilaku yang bermasalah. Sampai saat ini, CBT dianggap
sebagai intervensi klinis yang paling efektif.
Terapi kognitif adalah dimana
terapis membantu klien mengidentifikasi keyakinan dan harapan yang tidak
diperlukan yang dapat memperpanjang ketidakbahagiaan mereka, konflik-konflik
yang terjadi serta masalah-masalah lainnya (Person, Davidson, dan Tompkins,
2001). Para klien diajak untuk mempertimbangkan kembali penjelasan-penjelasan
lain mengenai perilaku orang-orang yang mereka anggap mengganggu.
Kelebihan Terapi Behavioral:
a. Pembuatan tujuan terapi antara konselor dan
konseli diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
b. Memiliki berbagai macam teknik konseling
yang teruji dan selalu diperbaharui
c. Waktu konseling relatif singkat
d. Kolaborasi yang baik antara konselor dan
konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.
Kekurangan Terapi Behavioral:
a. Dapat mengubah perilaku tetapi tidak
mengubah perasaan
b. Mengabaikan faktor relasional penting
dalam terapi
c. Tidak memberikan wawasan
d. Mengobati gejala dan bukan penyebab
e. Melibatkan kontrol dan manipulasi oleh
konselor.
3.
Terapi
Humanis dan Eksistensial
Dalam
pandangan psikolog humanis perilaku manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh
konflik bawah sadar maupun lingkungan. Manusia memiliki kemampuan utnuk
berkehendak bebas dan oleh karena itu memiliki kemampuan untuk berbuat lebih
dari apa yang bisa diprediksi oleh psikoanalisis atau behaviouris. Tujuan dari
psikolog humanis dari dulu hingga sekarang adalah membantu orang
mengekspresikan diri mereka sendiri secara kreatif dan meraih potensi penuh
mereka.
Terapi
humanis (Humanist Theraphy), terapi
ini didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah
baik dan bahwa orang hanya akanmengeluarkan perilaku yang buruk atau membuat
masalah apabila mereka dipaksa oleh keterbatasan yang mengganggu. Ada tiga
pendekatan psikoterapi utama dalam pendekatan ini, yaitu :
1.
Terapi yang berorientasi pada klien
(nondirektif) (client-centered
(nondirective) therapy) yang dikembangkan oleh Carl Rogers, merupakan
teknik konseling yang fokus utamanya adalah untuk memberikan perhatian dan membantu
klien untuk menetapkan dan memutuskan tujuan terapi.
2.
Logoterapi adalah bentuk terapi
eksistensialisme dimana teknik ini membantu klien mengetahui makna dari
eksistensinya (keberadaannya), seperti kematian, kebebasan, pengasingan dari
diri sendiri maupun dari lingkungan, kesepian, serta ketidakbermaknaan.
3.
Terapi Gestalt adalah terapi dimana
membangkitkan kesadaran klien bahwa individu mampu menangani sendiri masalah
hidupnya secara efektif.Tugas utama terapis adalah membantu klien agar
menyadari keberadaannya sekarang dan menyadarkannya bahwa meskipun hanya
membicarakan konflik-konflik yang ia miliki klien lambat laun bisa memperluas
kesadarannya.Terapi Gestalt ini juga bertujuan mendampingi klien dalam mencapai
kesadaran dan pengalaman momen ke momen dan memperluas kapasitas dalam memlilih
yang mana tujuan terapi bukanlah analisis melainkan integrasi.
Kelebihan
Terapi Eksistensial-Humanistik :
1.
Teknik ini dapat digunakan bagi klien
yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
2.
Adanya kebebasan klien untuk mengambil
keputusan sendiri.
3.
Memanusiakan manusia.
4.
Bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sos
5.
Pendekatan terapi eksistensial lebih
cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam
perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan
dari remaja menjadi dewasa.
Kelemahan
Terapi Eksistensial-Humanistik :
1.
Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya
yang mistikal
2.
Dalam pelaksanaannya tidak memiliki
teknik yang tegas.
3.
Terlalu percaya pada kemampuan klien
dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
4.
Memakan waktu lama.
4.
Terapi
Keluarga dan Pasangan
Perspektif
sistem-keluarga : suatu pendekatan untuk melakukan terpi individu atau keluarga
dengan cara mengidentifikasi bagaimana setiap anggota keluarga membentuk bagian
dari sebuah sistem interaksi yang lebih besar. Terapi keluarga adalah model
terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi
masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi
keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi
individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang
menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi
setelah kembali pada keluarganya.
Ketika
masalah muncul, terapi akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga
atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga
mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi
keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering
percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982). Terapis
keluarga biasa dibutuhkan ketika :Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh
anggota keluarga; Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan; serta Konflik
keluarga dalam hal norma atau keturunan.
Adapun
tujuan dari pemberian terapi keluargaadalah
:
1.
Menurunkan konflik kecemasan keluarga
2.
Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
3.
Meningkatkan kemampuan penanganan
terhadap krisis.
4.
Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5.
Membantu keluarga menghadapi tekanan
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
6.
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga
sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
Manfaat
Terapi Keluarga :
1.
Pada Klien :Mempercepat proses
penyembuhan; Memperbaiki hubungan interpersonal; dan Menurunkan angka
kekambuhan.
2.
Pada Keluarga :Memperbaiki fungsi &
struktur keluarga; Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien
sehingga lebih dapat menerima, toleran & menghargai klien sebagai manusia;
serta Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses
rehabilitasi.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
dan Saran :
Tujuan
dari setiap psikoterapi adalah untuk menolong klien mengatasi masalah psikis
dan mental. Intervensi merupakan upaya untuk merubah perilaku, perasaan, serta
pikiran seseorang. Psikoterapi adalah salah satu bentuk intervensi dalam
konteks hubungan professional antara psikolog dan klien. Setiap metode terapi
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Psikolog/terapis harus lebih
berhati-hati dalam penerapan berbagai metode yang ada dan memperhatikan
kebutuhan sang klien. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
diharapkan koreksi dan saran dari pembaca. Tim Penulis pun masih ingin belajar
lebih banyak lagi mengenai Intervensi dan Psikoterapi. Semoga tulisan ini bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Davidson,
Gerald C. (2010). Psikologi Abnormal Ed
9.Jakarta : Rajawali Pers.
Friedman, Marlyn M. (1998).
Praktik Keperawatan Keluarga: Teori,
Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi. Toronto: Appleton&Lange.
Lubis, Lumongga Namora.
(2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling
dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Nelson-Jones, Richard. (2006).
Teori dan Praktik Konseling dan Terapi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Semiun, Yustinus.
(2006). Teori Kepribadian & Terapi
Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius
Wade,
Carole dkk. (2014). Psikologi Ed 11 Jilid
2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Komentar
Posting Komentar