TEORI KONSELING PSIKOANALISIS
TEORI KONSELING PSIKOANALISIS
OLEH KELOMPOK I :
ASDAR (1744040022)
NURANA (1744041037)
DEVI NURFAUDIANTI (1744040001)
DESI FARAHDITA MADIAH (1744042026)
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS
A. TEORI
PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian,
filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi, berorientasi untuk
berusaha membantu individu untuk mengatasi ketegangan psikis
yang bersumber pada rasa cemas dan rasa terancam yang
berlebih-lebihan (anxiety). Menurut pandangan
Freud, setiap manusia didorong oleh kekuatan-kekuatan irasional di dalam
dirinya sendiri, oleh motif-motif yang tidak disadari dan oleh
kebutuhan-kebutuhan alamiah yang bersifat biologis dan naluri.
Psikoanalisis merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat
psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisis jelas terkait dengan tradisi
Jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah wujud yang aktif, dinamis dan bergerak
dengan sendirinya. Psikoanalisis merupakan psikologi
ketidaksadaran. Perhatiannya tertuju kearah bidang motivasi, emosi, konflik,
mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisa dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan
dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalisa
ialah Sigmund Freud (1896).
B. SEJARAH
PERKEMBANGAN
Dimulai dari suatu metode penyembuhan
penderita sakit jiwa, hingga menjadi sebuah gagasan baru tentang manusia, psikoanalisis
dianggap salah satu gerakan revolusioner dalam bidang psikologi. Peletak dasar
teori ini adalah Sigmund Shlomo Freud yang dilahirkan di Moravia, Cekoslovakia
pada tanggal 6 mei 1856, pada usia 4 tahun bersama keluarganya Freud pindah ke
Wina, Austria. Kondisi politik Austria saat itu membatasi ruang geraknya untuk
bisa meneruskan cita-citanya kuliah di fakultas hukum, sehingga Freud
memutuskan untuk mengambil jurusan kedokteran, dan pada usia 25 tahun dia telah
lulus dan bekerja di sebuah rumah sakit di kota Wina. Di sini Freud bertemu
dengan seorang dokter dokter spesialis syaraf bernama Josef Breuer, yang
sedang merawat seorang pasien dengan gejala-gejala histeria bernama Bertha
Pappenheim.
Pada tahun 1885 Freud mendapatkan
kesempatan untuk pergi ke Paris selama 4 bulan dan bertemu dengan Jean
Charchot, seorang ahli syaraf dan hipnotis berkebangsaan Jerman. Dari beliau,
Freud belajar tentang penggunaan hipnotis untuk menyembuhkan gejala-gejala
histeria. Sepulangnya dari Paris, di Wina Freud kembali bekerja sama dengan
Breuer dan menghasilkan sebuah buku yang sangat terkenal Studies of
Hysteria (Freud & Breuer, 1895).
Buku ini kemudian menjadi dasar bagi
penelitian-penelitian Freud selanjutnya, beliau pertama kali memperkenalkan
istilah psikoanalisa pada tahun 1896. Tulisan-tulisan Freud berikutnya pada
periode tahun 1890-an banyak membahas tentang pentingnya peningkatan kesadaran
individu tentang kehidupan seksualitasnya. Menurut Freud gejala-gejala histeria
dan neurosis disebabkan oleh pengalaman seksual yang traumatis pada masa kecil.
Freud melakukan penelitian dan ditulis
dalam karya terbesar Freud yaitu Interpretation of Dreams, yang
diselesaikannya pad tahun 1899, berisi tentang konsep bahwa mimpi merefleksikan
harapan-harapan yang ditekan, dan bahwa proses mental dan fisik itu saling
berhubungan satu sama lain, sebuah konsep yang saat itu banyak mendapatkan
penolakan dari masyarakat luas
Seiring dengan penolakan tersebut,
respon positif mulai berdatangan dari beberapa simpatisan, dimulai dengan
mengadakan forum the Wednesday Psychological Society(1902) hingga
menjadi the Vienna Psychoanalytic Society (1908). Pada
tahun-tahun itu Fr eud juga menjadi semakin produktif dalam menulis, beberapa
buku berhasil diterbitkannya antara lain : the Psychopathology of
Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905),
dan Jokes and Their Relation to the Unconscious (1905). Sebuah
peristiwa penting yang akhirnya memberikan pengakuan terhadap psikoanalisa dan
membawanya ke Amerika adalah undangan dari Stanley Hall untuk memberikan kuliah
umum di Clark University di Worcester, Massachusetts pada tahun 1909. Setelah
itu perhatian dunia semakin besar terhadap teori Psikoanalisa, ditambah dengan
terbitnya buku penting Freud yang lain seperti Introductory Lectures on
Psycho-Analysis (1917) dan the Ego and the Id (1923).
Sigmund Freud terus aktif berkarya
hingga maut menjemputnya pada tahun 1939 karena penyakit kanker mulut dan
rahang yang telah dideritanya selama 16 tahun terakhir, dan melewati 33 kali
operasi. Beliau meninggal dunia di London pada usia 83 tahun dan meninggalkan
warisan yang tidak ternilai bagi dunia psikoterapi modern.
C. HAKIKAT
MANUSIA
Freud memandang sifat manusia pada
dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Di
mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi
tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah,
dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama
dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan
biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif.
Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak
lain jalan melingkar ke arah kematian.
Berdasarkan dari teori yang
dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikonalisis tentang hakikat manusia
didasarkan pada asumsi-asumsi :
a. Pengalaman
masa kanak-kanak mempengaruhi perilaku pada masa dewasa
b. Proses
mental yang tidak disadari mengintegrasi perilaku-perilaku
c. Pada
dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan
libido dan agresivitasnya sejak lahir
d. Secara
umum perilaku manusia bertujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan
dan mencari kenikmatan
e. Kegagalan
dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis
f. Apa
yang terjadi pada seseorang saat ini dihubungkan pada sebab-sebab di masa
lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang
g. Latihan
pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa
dan diulangi dalam transferensi selama proses terapi.
D. STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. Struktur
Kepribadian
Menurut pandangan Psikoanalisis,
struktur kepribadian manusia tersusun secara struktural, dimana terdapat
subsistem yang berinteraksi secara dinamis, yaitu id, ego, dan superego.
a. Id,
atau biasa disebut struktur kepribadian primitif adalah sistem kepribadian yang
dimiliki individu sejak lahir, yang dihubungkan dengan faktor biologis dan
hereditas. Digerakkan oleh libido, yaitu energi psikis untuk dapat
beradaptasi secara fisiologis dan sosial untuk mempertahankan dan mengembangkan
spesiesnya. Prinsip kerjanya selalu mencari kesenangan dan menghindari rasa
sakit atau ketidaknyamanan. Tempatnya ada pada alam bawah sadar dan secara
langsung berpengaruh terhadap perilaku seseorang tanpa disadari.
Menurut Freud terdapat dua insting dasar dalam Id,
yaitu Eros dan Thanatos. Erosmerupakan
insting untuk bertahan hidup, dengan libido sebagai dorongan utama.
Sedangkan Thanatos merupakan insting yang mendorong individu
untuk berperilaku agresif dan destruktif.
b. Ego,
adalah strukutur kepribadian yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi dipelajari
sepanjang berinteraksi dengan lingkungannya. Ego memiliki kontak dengan dunia
eksternal dari kenyataan, merupakan eksekutif dari struktur kepribadian yang
bertugas memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego mempunyai tugas sebagai
“penengah” antara dorongan-dorongan biologis (Id) dan tuntutan atau hati nurani
yang terbentuk dari orang tua, budaya, dan tradisi ( superego). Ego bertindak
realistis dan berfikir logis dalam merumuskan rencana-rencana tindakan bagi
pemuasan kebutuhan. Hubungan antara ego dengan id, adalah bahwa ego adalah
tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan
mengendalikan impuls buta id, sementara id hanya mengenal kenyataan yang
subyektif.
c. Superego,
adalah struktur kepribadian yang berhubungan dengan tindakan baik-buruk,
benar-salah. Superego dikembangkan dari kebudayaan dan nilai sosial, terbentuk
karena adanya interaksi dengan orang tua dan masyarakat, merepresentasikan
hal-hal yang ideal, dan mendorong individu kepada kesempurnaan, bukan
kesenangan semata. Dapat dikatakan superego merupakan kata hati seseorang dan
sebagai alat kontrol dari dalam individu untuk menentang kehendak Id. Tempatnya
pada alam sadar dan terbentuk sejak kanak-kanak lalu terus berkembang hingga
dewasa.
Sehingga menurut Freud, struktur kepribadian
merupakan sistem yang kompleks, karena adanya interaksi antara tuntutan Id,
dunia realitas yang dimiliki Ego dan harapan moral Superego.
2. Pribadi
sehat dan bermasalah
Manusia yang memiliki kepribadian sehat menurut pandangan
psikoanalisa antara lain:
1. Orang yang bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah
2. Dapat mengatasi kecemasan dan
tekanan yang ada dalam hidupnya
3. Kinerja yang seimbang antara id, ego
dan super ego
4. Pada alam pikiran tidak sadar dan
kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak-anak yang traumatis
5. Motif-motif dan konflik tak sadar
adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
Sedangkan manusia yang memiliki kepribadian yang menyimpang
atau tidak sehat menurut psikoanalisa antara lain:
1. Individu bersifat
egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan
2. Manusia sebagai homo
valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
3. Manusia didorong oleh
dorongan seksual agresif
4. Masalah-masalah
kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi atau
proses belajar yang tidak benar pada masa anak-anak
5. Adanya dinamika yang
tidak efektif antar super ego.
E. Teknik- teknik
konseling
Ada lima teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu:
a. Asosiasi bebas, yaitu klien
diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari pengalaman dan
pemikirannya sehari-hari, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa
lalunya.
b. Interpretasi, yaitu tekhnik yang
digunakan oleh konselor untuk menganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi,
dan transperensi klien.
c. Analisis mimpi, yaitu suatu tekhnik
untuk membuka hal-hal yang tak disadari dan memberi kesempatan klien untuk
menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan.
d. Analisis resistensi, analisis
resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alas an-alasan terjadinya
resistensi.
e. Analisis transferensi, konselor
mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya agar terungkap
neurosisnya terutama pada usia selama lima tahun pertama hidupnya.
F. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
PENDEKATAN PSIKONALISA
Kelemahan dari pendekatan ini adalah:
1. Pandangan
yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2. Terlalu
banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah
ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab
individu berkurang.
3. Cenderung meminimalkan rasionalitas.
4. Kurang
efisien dari segi waktu dan biaya
Kelebihan dari pendekatan ini adalah:
1. Penggunaan
terapi wicara
2. Kehidupan
mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk
meredakan penderitaan manusia.
3. Pendekatan ini
dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi,
resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi.
4. Pendekatan ini
memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku
serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi
I. SUMBER
RUJUKAN
- http://herrystw.wordpress.com/2011/11/24/a-pendekatan-psikoanalisis/
- http://technurlogy.wordpress.com/2012/03/07/konseling-dalam-teori-psikoanalisa/
- http://robikanwardani.blogspot.com/2011/11/konseling-psikoanalisa.html
- http://konseling4us.wordpress.com/2011/12/13/konseling-psikoanalisis-klasik/
- http://berkreasitriyono.blogspot.com/2012/06/makalah-teori-psikoanalisis.html
Komentar
Posting Komentar