MAKALAH PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
MAKALAH
PERMASALAHAN
POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA

ANNISA
PUSPITASARI 1754041029
SRI
WAHYUNI 1754040005
KELAS
A/2017
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ASING
FAKULTAS
BAHASA DAN SASTRA
18
OKTOBER 2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul
“Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya”dapat selesai pada
waktunya.
Tidak
lupa sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan terbaik
baginda Rosul Muhammad Shallallahu ‘Alaihu Wasasallam selaku tauladan terbaik
hingga akhir zaman. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada beliau, serta kepada
keluarga, sahabat, tabi’in dan orang-orang yang selalu mengikuti sunnahnya.
Penulis
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Makassar,18 Oktober
2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumberdaya manusia yang unggul untuk pembangunan.
Namun dewasa ini di Negara kita khususnya dalam bidang pendidikan masih belum
menampakkan hasil yang maksimal, hal ini dikarenakan pendidikan selalu
menghadapi masalah misalnya selalu terdapat kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan itu sendiri.
Masalah yang dimaksud sebagai permasalahan pendidikan diantaranya yaitu :
a) Masalah pemerataan pendidikan,
b) Masalah mutu pendidikan,
c) Masalah efisiensi pendidikan,
d) Masalah relevensi pendidikan.
Dan keempat
masalah tersebut akan dibahas dalam makalah ini beserta upaya yang diharapkan
dapat menanggulanginya. Selain itu kenyataan semakin tertinggalnya pendidikan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain, harusnya membuat kita lebih
termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya masalah pendidikan yang muncul ke
permukaan merupakan gambaran praktek pendidikan kita serta teguran bagi Negara
kita untuk berbenah diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Permasalahan Pokok Pendidikan
?
2. Apa saja Jenis-jenis Permasalahan
Pokok Pendidikan ?
3. Apakah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan ?
4. Apa saja Permasalahan Aktual Pendidikan
dan Penanggulangannya ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui Permasalahan
Pokok Pendidikan.
2. Untuk
mengetahui dan memahami Jenis-jenis
Permasalahan Pokok Pendidikan.
3. Untuk
mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Berkembangnya Masalah Pendidikan.
4. Untuk
mengetahui dan memahami Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya.
D.
Manfaat
Penulisan Makalah
Berikut ini mengenai manfaat-manfaat
yang dapat diambil dari penulisan makalah ini
1.
Membangun kualitas pendidikan kearah
yang lebih baik.
2.
Menelaah masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi.
3.
Memberikan inovasi baru dalam
menghadapi masalah pendidikan.
4.
Batu loncatan kepada pendidikan yang
lebih baik.
5.
Membangun
cara belajar yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang dapat
diambil dari pembutaan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut H. Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa dalam
pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai “Usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan
kebudayaan”. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma tersebut serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan
dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan sebagai
usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.
Disamping itu Jhon Dewey (2003:69)menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”. Sedangkan menurut
J.J. Rousseau (2003: 69) menjelaskan bahwa “Pendidikan merupakan memberikan
kita pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkanya pada masa dewasa”.
Dilain pihak Oemar Hamalik (2001: 79) menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara
kuat dalam kehidupan masyarakat”. Menurut Feni (2014: 13) “Pendidikan merupakan
bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau
pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaannya serta mencapai tujuan
agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Sistem
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan
masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai
arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat
antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai
suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan
kondisi sedemikian rupa sehinngga permasalahan intern sistem sisem pendidikan
itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern dalam sistem
pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan
itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya,
dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi
faktor-faktor lainnya di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu
hasil belajar tersebut.
Berdasarkan
kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks,
menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak.
Pada dasarnya
ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita
dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua
warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap
untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
B. Jenis
Permasalahan Pokok Pendidikan
Ada empat
masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud yaitu:
1. Masalah
pemerataan pendidikan,
2. Masalah
mutu pendidikan,
3. Masalah
efisiensi pendidikan,
4. Masalah
relevansi pendidikan.
.
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah
pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pemabangunan
sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Pada masa
awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam
Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17 berbunyi:
Tiap-tiap warga negara Republik
Indonesia mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah
jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah
itu dipenuhi.
Selanjutnya
dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI, Pasal 10 Ayat 1, menyatakan:
“Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun
diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan:
“Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan mentri agama dianggap
telah memenuhi kewajiaban belajar.”
Landasan
yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan
pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai
bangsa yang pernah di jajah oleh bangsa lain.
Oleh karena
itu, dengan melihat tujuan yang
terkandung didalam upaya pemerataan
pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi
dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan
terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan.
Khusus untuk
pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap-tiap
jenjang memiliki fungsinya
masing-masing maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap
jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan
kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksikan secara terus
menerus dengan saksama.
Khusus melalui
jalur pendidikan luar sekolah usaha pemerataan pendidikan mengalami
perkembangan pesat. Ada dua faktor yang menunjang yaitu perkembangan iptek yang
menawarkan berbagai macam alternatif dan dianutnya konsep pendidikan sepanjang
hidup yang tidak membatasi pendidikan hanya sampai pada usia tertentu dan tidak
terbatas hanya pada penyediaan sekolah.
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Cara konvensional antara lain:
a. Membangun
gedung sekolah seperti SD Inpresatau ruangan belajar.
b. Menggunakan
gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
Sehubungan
dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah
membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/keluarga yang kurang mampu agar
mau menyekolahkan anaknya.
Cara inovatif
antara lain:
a. Sistem Pamong
(pendidikan oleh masyarakat, orang tua dan guru) atau Inpacts System
(Instructional Management by Parent, Communty and Teacher). Sistem tersebut
dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
b. SD kecil pada
daerah terpencil.
c. Sistem Guru
Kunjung.
d. SMP Terbuka
(ISOSA – In School Out off School Approach).
e. Kejar Paket A
dan B.
f. Belajar Jarak
Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan
dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang
diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga
penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan kerja
penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem
tes unuk kerja(performance test). Lazimnya sesudah itu masih dilakukan
pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan
kerja di lapangan.
Hasil belajar
yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika
proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar
yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal menghasilkan skor ujian
yang baik maka hampir dipastikan bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah
semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada
masalah pemrosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan
ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar.
Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat
terkandung kepada kualitas komponen dan kerja samanya serta mobilitas komponen
yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
Masalah mutu
pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR RI 1998
tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan
pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan dan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu
pengetahuan dan matematika. (BP-7 Pusat 1989:68) umumnya
kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah
pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah
perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar sistem,
pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan jenjangnya di
seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan mutu pendidikan
sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan
masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manjemen sebagai berikut:
a. Seleksi yang
lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b. Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c. Penyempurnaan
kurikulum, misalnya
dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang
menantang menggairahkan belajardan melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
d. Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
e. Penyempurnaan
saran belajar seperti buku paket, media
pembelajaran dan peralatan laboratorium.
f. Peningkatan
administrasi manajemen khususnya
yang mengenai anggaran.
g. Kegiatan
pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1) Laporan penyelenggaraan
pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2) Supervisi dan
monitoring pendidikan oleh pemilik dan
pengawas.
3) Sistem ujian
nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4) Akreditasi
terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.
3.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah
efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika
penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Jika
terjadi yang sebaliknya, efisiensinya berarti rendah.
Beberapa
masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah:
a.
Bagaimana tenaga kependidikan
difungsikan.
b.
Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d.
Masalah efisiensi dalam memfungsikan
tenaga.
Masalah ini
meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga kerja.
Masalah Efisiensi dalam Penggunaan
Prasarana dan Sarana
Penggunaan
prasarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain
sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan
kurikulum.
4.
Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah
relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan
luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti
yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran
pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan, yaitu yang
beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi
jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran
yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia)
maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh
lapangan kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Sebenarnya
kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan
dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang
ada antara lain sebagai berikut:
- Status lembaga
pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
- Sistem
pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai. Yang ada ialah siap
kembang.
- Peta kebutuhan
tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh
lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak tersedia.
Dari keempat
macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika
pendidikan:
1)
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan
belajar, artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung
dalam suatu satuan pendidikan.
2)
Dapat mencapai hasil yang bermutu,
artinya: Perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan
tujuan yang telah di rumuskan.
3)
Dapat terlaksana secara efisien,
artinya: Pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4)
Produknya yang bermutu tersebut
relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan.
C. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan:
1. Perkembangan
Iptek dan Seni
2. Laju
pertumbuhan penduduk.
3. Aspirasi
Masyarakat.
4. Keterbelakangan
Budaya dan Sarana
Kehidupan.
D. Permasalahan Aktual Pendidikan dan
Penanggulangannya
1.
Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan
selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan.
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita
hadapi dan terasa mendesak
untuk ditanggulangi.
Beberapa
masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-masalah
keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun,
dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual
tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaanya. Misalnya
munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup
andal secara yuridis (merupakan penjabaran undang-undang pendidikan) dan secara
psikologis (berdasarkan hukum perkembangan peserta didik) atau tidak.
Penjurusan yang berlaku cepat pada SMA misalnya, dianggap tidak mendasarkan
diri pada proses kematangan anak. Konsep seperti itu bermasalah. Selanjutnya jika suatu kurikulum
sudah andal, dapat dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah masalah
pelaksanaan atau masalah operasional. Misalnya konsep tentang Pendidikan Moral
Pancasila yang tekanannya pada pendidik afektif, ternyata dalam pelaksanaannya
menjadi pelajaran tentang pengetahuan Pancasila (meng-kognitifkan yang afektif)
ini adalah contoh masalah operasional.
Perlu di pahami
bahwa tidak semua masalah aktual tersebut merupakan masalah baru. Bahkan ada
yang sudah lama. Sudah sejak lama masalah aktual itu kita sepakati untuk
mengatasinya, tetapi dari tahun ke tahun hasilnya tetap sama. Contoh Pendidikan
Moral Pancasila seperti yang telah diungkapkan tadi. Berikut ini masalah aktual
tersebut:
a.
Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran.
b.
Masalah Kurikulum.
c.
Masalah Peranan Guru.
d.
Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun.
2.
Upaya
Penanggulangan
Beberapa upaya
yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah
dikemukakan pada butir 1, antara lain sebagai berikut:
a)
Pendidikan
efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b)
Pelaksanaan
kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan
diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan.
c)
Melakukan
penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program
studi.
d)
Pendidikan
tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberikan pelatihan
khusus untuk menghasilkan guru-guru yang kompeten di bidangnya, oleh karena
tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber daya
manusia yang berkualitas. Misalnya melalui : PKG (Pusat Kegiatan Guru), MGBS
(Musyawarah Guru Bidang Studi), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) perlu
ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat
ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam usaha
pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang
anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Pendidikan
(dengan Bidang terkait) dalam usaha pengendalian laju pertumbuhan penduduk
sangat diperlukan. Pelaksanaan program ini
dapat ditingkatkan dengan mengkampanyekan program KB dengan sebaik-baiknya
hingga pelosok negeri ini.
3. Pelaksanaan
program belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini
dilakukan karena cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi.
4. Sistem
pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
5.
Peningkatan mutu pendidikan akan dapat
terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.
2.
Saran
Sebagai mahasiswa
khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami berbagai macam
permasalahan pendidikan yang terjadi di lapangan sehingga dapat merumuskannya
serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah Mahasiswa sekaligus Calon
Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.academia.edu/8140588/Makalah_Permasalahan_Pendidikan
http://digilib.unila.ac.id/8902/15/BAB%20II.pdf
Tirtaraharja, Umar dan Sulo, La. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, PT Rineka
Cipta.
Komentar
Posting Komentar