MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL
MAKALAH
MUHAMMADIYAH
SEBAGAI GERAKAN SOSIAL

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
8
·
RASNAWATI RAZAK
·
HIND FADWA ANNISA
·
NURDIN
STISIP
MUHAMMADIYAH SINJAI
T.A
2018-2019
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dankarunia Nya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “MuhammadiyahSebagai
Gerakan Sosial” yang diajukan sebagi tugas dari mata kuliahAl-Islam
danKemuhammadiyahan 3 ini dengan baik.Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambahwawasan serta pengetahuan pembaca mengenai
nilai-nilai ajaran sosial kemanusiaanorganisasi Muhammadiyah yang berangkat
dari teologi Al-Maún serta revitalisasigerakan social Muhammadiyah. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalamtugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupunorang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahankata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangundemi perbaikan di masa depan.
Sinjai,20
Oktober 2018
Penyusun
Kelompok
8
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar
Isi............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ................................................................................
1
B.Rumusan Masalah ...........................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai & ajaran
sosial-kemanusiaan muhammadiyah (Teologi Al- Maún).................................................................................................. 3
B.Gerakan peduli kepada fakir miskin
& anak yatim ........................ 6
C.Bentuk & model gerakan sosial kemanusiaan
muhammadiyah.......8
D.Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah
........................................... 10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
.............................................................................. ....12
B.Saran ....................................................................................
........13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Muhammadiyah
merupakan suatu organisasi sosial keagamaan, artinya Muhammadiyah bergerak
dalam ranah sosial dan agama.Mengapa demikian?Inilah yang sering menjadi
pertanyaan kita. Jawabannya sudah pasti ada pada zaman dulu ketika KH.
Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk pertama kalinya.Bagaimana kemudian
kita ketahui bersama kondisi geografis dan sosial yang ada di Yogyakarta saat
itu, Sebagian besar masyarakat masih menganut faham kejawen.Njawani itu
bagus, tapi menganut kejawen itu yang kurang bagus. Karena
dalam fahamkejawen terdapat ritual-ritual sama persis seperti yang
dilakukan umat hindu. Penyembahan terhadap makhluk hidup sering dilakukan.
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?.Itulah orang yang
menghardik anak yatim.dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat.(yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.orang-orang yang berbuat riya.dan enggan (menolong dengan) barang
berguna." (QS. Al-Ma’un: 1-7).
Ayat di atas merupakan basis ideologi
perjuangan Muhammadiyah yang memberikan landasan keberpihakan kepada kaum lemah (dhu’afa’)
dan kaum teraniaya (mustadh’afin).Semangat Al-Ma’un merupakan dasar
pijakan dalam pengembangan awal gerakan “PRO-Penolong Kesengsaraan
Oemoem” dengan tokoh Kyai Sudjak di awal pendirian Muhammadiyah tahun
1912.Penerjemahan tersebut disesuaikan dengan munculnya gagasan baru tentang
pembentukan masyarakat sipil atau masyarakat madani atau masyarakat yang
beradab.Masyarakat madani yang dimaksud dalam hal ini adalah masyarakat yang
terbuka dan bermartabat.
1
Muhammadiyah
mempunyai cita-cita sosial, yakni “kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat
yang diridhai Allah”. Dari sini kita ketahui bahwa
Muhammadiyah menghendaki terciptanya negara yang baik dan penuh akan
ampunan Allah. Inilah interpretasi dari ungkapan Islam adalah agama
rahmatan lil ‘alamin. Bagaimana kita lihat kemudian Muhammadiyah sejak
didirikan oleh Kyai Dahlan, sampai kepemimpinan yang sekarang masih berusaha
untuk menjalin komunikasi yang baik, dan memberikan pelayanan sosial terhadap
masyarakat.Hal inilah yang menjadi penting dalam perkembangan Muhammadiyah.
1.2. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang dapat di tarik dari penjelasan latar belakang
adalah, sebagai berikut :
1)
Bagaimana nilai-nilai dan ajaran sosial kemanusiaan
muhammadiyah ( teologi al-ma’un ) ?
2)
Bagaimana Gerakan
peduli kepada fakir miskin & anak yatim ?
3)
Bagaimana bentuk
& model gerakan sosial kemanusiaan muhammadiyah
4) Bagaimana gersos muhammadiyah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Dan Ajaran Sosial Kemanusiaan Muhammadiyah
( Teologi Al-Ma”Un )
Dalam wacana
pemikiran keagamaan Islam kontemporer, term teologi ini sering digandengkan
dengan term-term lain yang lebih bernuansa sosial-antropologis.Misalnya, teologi
kebudayaan, teologi pembangunan, teologi transformatif, teologi kaum tertindas,
teologi perdamaian, teologi pembebasan dan sebagainya.Dalam konteks ini,
teologi terkadang diidentikkan dengan agama (al-dinatau religiusitas) sebagai
landasan moral dan spiritual.Munir Mulkhan misalnya mendefinisikan teologi
kebudayaan sebagai upaya menempatkan pengembangan keberagamaan dan religiusitas
yang fungsional terhadap kehidupan obyektif dan sebagai realisasi ibadah.
أَرَأَيْتَ الَّذِي
يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ
عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ
صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ
الْمَاعُونَ (7)
“Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan hari pembalasan?Itulah orang yang menghardik anak
yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang
berguna.”
Surah Al-Ma’un termasuk dari surat-surat
pendek yang ada di juz 30. Surat yang terdiri dari tujuh ayat tersebut termasuk
Makkiyah (diturunkan di Mekkah). Adapun mengenai surath tersebut, salah satu
ulama tafsir, seperti Syeikh Jamaluddin Abdur Rahman bin Ali bin Muhammad
Al-Jauzi (W.597)dalam kitabnya “Zaadal Masiir fi Ilmi Tafsir”; ayat tersebut
turun berkenaan dengan orang-orang munafiq (Pendapat Ibnu Abbas), Umar bin
A’idz(Pendapat Ad-Dzihak), Walid bin Al-Mughirah (Pendapat As-Sidi), Ash
binWa’il (Pendapat
3
Ibnu Sa’ib), Abi
Sufyan bin Harb (Pendapat Ibnu Jarij), Abi Jahal (Pendapat Al-Mawardi).1
Dalam Surah al-Ma`un
walaupun hanya terdiri dari 7 ayat, tetapi pesan yang terkandung di dalamnya
pada hakekatnya sangat penting. Antara lain:
a.
Menjelaskan secara
tegas dan jelas bahwa ajaran Islam tidak pernah memisahkan ibadah ritual dengan
ibadah sosial antara duniawi dan ukhrow, atau membiarkan ibadah tersebut
berjalan sendiri-sendiri. Sebagai contoh orang yang rajin sholat tetapi tidak
peduli dengan tetangganya dan penderitaan orang lain, orang ini juga belum
dikatakan sempuna imannya, sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda
bahwasiapa saja yang beriman kepada Allah SWT hendaklah dia berbuat dengan
tetangga atau tamunya.
b.
Keikhlasan. Ikhlas
memang sulit didefenisikan. Beda orang, beda puladefinisi. Banyak orang
mengatakan ikhlas berarti tanpa pamrih, ataumengerjakan sesuatu hanya mengharap
ridho Allah Swt. Apa pun defenisiikhlas dikembalikan kepada kita
semua, karena keihklasan seseorang, yangtahu hanya orang yang bersangkutan
dan Allah SWT. Ikhlas ini adalah puncaknya ibadah atau kenikmatan
suatu ibadah. Orang yang ikhlas adalahorang yang tidak pernah
menghitung-hitung kebaikan yang dilakukannyakepada orang lain, atau mungkin dia
melupakan sama sekali kalau dia telah berbuat baik kepada orang
lain, baik secara nyata atau pun tidak nyata.Orang
yang ihklas adalah orang yang tidak pernah mendongkol kalau tidakdiberi,
atau menyebut-nyebut kebaikan yang telah dilakukannya kepadaorang lain dan
seterusnya.
4
c.
Kesediaan mengulurkan bantuan kepada orang-orang lemah yang membutuhkan alam
bentuk apa pun dan sekecil apapun. Membantu tidak mesti menunggu kaya terlebih
dahulu, atau menunggu menjadi pejabat/ penguasa.
Membantu dilakukan kapan pun dan dimana pun.Membantu
bisa dengan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan,nasehat dansebagainya.
Menurut Sayyid
Quthub yang dikutip oleh Quraish Shihab bahwamungkin jawaban al-Qur`an tentang
siapa yang mendustakan agama atau “harikemudian” yang dikemukakan dalam surat
al-Ma`un ini cukup mengagetkan jika dibandingkan dengan pengertian iman secara tradisional (iman berarti percaya),
tetapi yang demikian itulah inti persoalan dan hakekatnya.
Hakekat pembenaranad-din tidak cukup dengan lidah, tetapi
perlu perubahan nyatadalam jiwa yang mendorong kepada kebaikan dan kebajikan
terhadap manusialain yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan.2
Kiai Haji Ahmad
Dahlan (1868-1923), pendiri Muhammadiyah pada 8Dzulhijjah 1330/18 November
1912, pernah membuat murid-muridnya bertanya-tanya keheranan
saat memberi pelajaran tafsir. Ketika menafsirkansurah
Al-Ma’un (Alquran surah 107) secara berulang-ulang tanpa diteruskandengan
surah-surah lain, Dahlan sebenarnya sedang menguji kepekaan batin para
muridnya dalam memahami Al-Quran, apakah sekadar untuk dibaca ataulangsung
diamalkanBaru para murid itu paham bahwa Al-Quran tidak saja menyangkutdimensi
kognitif, tetapi sekaligus sebagai pedoman bagi aksi sosial. Mulailah para
murid itu menca-
riorang-orang miskin dan anak yatim di sekitarYogyakarta
untuk disantuni dan diperhatikan. Maka, berdirinya Panti-PantiAsuhan dan Rumah
Sakit PKU tahun 1923 adalah salah satu perwujudan dariaksi sosial ini.
2 Rahman, Abdul,
http://staincurup.ac.id/orang-yang-mendustakan-agama/
5
Surat
Al-Ma’un adalah salah satu di antara surat-surat Makkiyah.Surah ini tidak
tanggung-tanggung mengategorikan sebagai pendusta terhadap agama mereka yang
tidak peduli atas nasib anak yatim dan orang miskin. Rupanya Ahmad Dahlan telah
menangkap isyarat Al-Quran itu sehingga kajian tafsirnya perlu diulang-ulang
sampai para muridnya benar-benar memahami
betul tentang apa tujuan pengulangan itu.3
B.
Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin Dan Anak Yatim
Gerakan
peduli fakir miskin diserukan oleh Nabi Muhammad Saw, sebagaimana disinggung
dalam al-Qur’an.Tidak hanya memuat perintah untuk menyantuni fakir miskin,
tetapi al-Qur’an juga merkonstruksi perilaku masyarakat Qurays . Tidak jarang
al-Qur’an mengecam berbagai bentuk sikap mereka terkait dengan harta, anak
yatim dan fakir miskin. Kecaman tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Peringatan kepada orang yang suka menghimpin harta, suka bermewah-mewah atau serakah4
- Mencintai harta secara berlebihan5
- Menghardik anak yatim, tidak member makan orang miskin6
3 Ma’arif,
Ahmad Syafi’I ,http ://www. republika.co.id/berita/kolom/resonansi/
12/08/07/m8dxq8-teologi-almaun-muhammadiyah-1
4(QS. Al-Takasur:1-2)
5(QS. Al-Fajar:17-20)
6(QS. Al-fajar17-20;
al-ma’un:1-6)
6
Sejak
awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan masyarakat,
khususnya masyarakat kelas dhu‟afa.
·
Penyaluran dan
pembagian zakat fitrah danmaal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain
·
Pendirian panti asuhan,
panti miskin, panti jompo
·
Pendirian Balai
kesehatan, poliklinik, Rumah sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum
·
Pendampingan terhadap
masyarakat kelasdhu‟afa agar dapat mandiri
Untuk
mengelola amal-amal usaha tersebut, dibentuk majelis dan lembaga :
v Majelis
Pelayanan Kesehatan masyarakat
v Majelis
Pelayanan Sosial
v Majelis
Pemberdayaan Masyarakat
v Majelis
Lingkungan Hidup
v Lembaga
Penangulangan Bencan
disebutkan
bahwa pengertian yukazzibu biddin adalah orang-orang kafir; “Wahai Muhammad,
inilah orang-orang kafir”.7 Jadi, orang yang
menghardik anak yatim adalah simbol dari orang kafir yang berkebalikan dengan
orang-orang yang menghargai dan mengasihi anak yatim sebagai orang yang
beriman. Ayat ini berbicara secara simbolis antara orang beriman dan orang
kafir.Surah sebelumnya yakni QS.Al-Quraisy menegaskan, “Tuhanlah yang yang
meberi makan dan minum kepada kamu hai manusia, baik yang kaya maupun yang
miskin.” Lalu, pada surat sesudahnya, yakni surat al-Kautsar disebutkan,
“Sesungguhnya, Tuhanlah yang memberi nikmat kepada kamu, berkorbanlah dengan
harta yang kamu miliki.”
7Dalam tafsir Bahr al-Ulum
(t.th:juz.3,600)v
7
Terdapat
riwayat yang menceritakan bahwa pembesar suku Quraisy setiap minggu menyembelih
seekor unta.Namun, ketika anak yatim datang meminta sedikit daging unta yang
disembelih itu, para pembesar Quraisy tidak member daging, bahkan mereka
menghardik dan mengusir anak yatim tersebut.Realitas sosial inilah yang
menghidupkan spirit al-Maun dan memperkenalkan ide setral tauhid dan
kemanusiaan serta keadilan sosial ekonomi. Spirit al-Maun itulah yang
menggerakkan Muhammad Saw, dalam melakukan transformasi sosio moral ekonomi
masyarakat Arab (Rahman,2003:3).
C.
Bentuk dan Model Gerakan Sosial Kemanusiaan
Bentuk aksi atau model gerakan sosial KH
Ahmad Dahlan dan para murid-muridnya.Di mana pada saat kaum dhuafa dan
mustadh’afin percaya bahwa penyakit yang dideritanyaadalah akibat“lelembut” atau
roh yang marah, Kyai Ahmad Dahlan justru mendirikan“ Penolong Kesengsaraan Oemoem(PKO)” yang
kemudian menjadi rumah sakit dengan pengobatan gratis. Ketika umat yang
bodoh dan miskin memandang bangsa Belanda itu kafir,Kyai malah mendirikan Balai
Pengobatan dengan dukungan tenaga dokter Belanda dan priyayi abangan
tanpa bayaran sepeserpun. Sekolah yang dipandang umat sebagai tradisi
orang kafir dan kristiani, dipilih Kyai sebagai media pembebasan umat dari
kebodohan danketerbelakangan.Kyai pun mendirikan sekolah pertama dengan
menjadikan ruang tamurumahnya sebagai kelas.Apa yang dilakukan Kyai Ahmad
Dahlan tersebut tidak bisa dilepaskan dari visinyatentang dunia dan
pemahamannya mengenaial-Qur‟an.8Visi Kyai Ahmad
Dahlan“hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di
Muhammadiyah”; “siapa menanamakan mengetam; dan pemimpin itu sedikit bicara
banyak bekerja”merupakan visi hidupyang dalam dan
sarat dengan nilai-nilai pemberdayaan. Visi itu kemudian melahirkan berbagai
gagasan dan kerja sosial yang menuntut kesadaran Kyai Ahmad Dahlan untuk
8.Abdul Munir Mulkhan, 1990, Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan dan Amal
Muhammadiyah,Yogyakarta: Penerbit PT Percetakan Persatuan, hal. 132
8
mendirikan
Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), balai pengobatan, rumah sakit, rumahmiskin,
panti asuhan, panti jompo, panti korban perang, sekolah, hingga penerbitan
mediacetak yang ditujukan sebagai upaya mengamalkan nilai Islamagar bermanfaat
bagi pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat yang tertindas (mustadh’afin),
serta pencerdasan umat yang bodoh dan terbelakang.
1.Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan misalnya, hingga tahun 2000
ormas Islam Muhammadiyah telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman
pendidikan Alquran, 6 sekolah luar biasa, 940 sekolah dasar, 1.332 madrasah
diniyah/ibtidaiyah, 2.143 sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP dan MTs), 979
sekolah lanjutan tingkat atas (SMA, MA, SMK), 101 sekolah kejuruan, 13
mualimin/mualimat, 3 sekolah menengah farmasi, serta 64 pondok pesantren. Dalam
bidang pendidikan tinggi, hingga tahun ini Muhammadiyah memiliki 36
universitas, 72 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik (Data Cahgemawang,
2009). Nama-nama seperti Bustanul Athfal/TK Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah,
SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah bermunculan di berbagai daerah.
2.Bidang Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah
dan terus mengembangkan layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk
kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti rumah sakit PKU (Pembina
Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa berdirinya Muhammadiyah
bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai meningkat baik kuantitas
maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal Usaha
Muhammadiyah
&
‘Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
1. Rumah
sakit berjumlah 34
2. Rumah
bersalin berjumllah 85
3. Balai
Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 50 4. Balai Kesehatan Masyarakat berjumlah 11
5. Balai Pengobatan berjumlah 84 6. Apotek dan KB berjumlah 4
9
3.Bidang Kesejahteraan Sosial
Hingga tahun 2000 Muhammadiyah telah
memiliki : 228 panti asuhan
yatim, 18 panti jompo, 22 balai kesehatan sosial, 161 santunan keluarga, 5
panti wreda/manula, 13 santunan wreda/manula, 1 panti cacat netra, 38
santunan kematian, serta 15 BPKM (Balai
Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).
4.Bidang Kaderisasi
Peningkatan kualitas pengkaderan
Melaksanakan
program pengkaderan formal dan informal secara berkelanjutan
Menyelenggaraka
baitul arqam dan darul arqam Muhammadiyah
Tranformasi
kader per jenjang dan per generasi
Sinergi
Building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi
Contoh
kaderisasi/organisasi dalma muhammadiyah: aisyiyah,pemuda
muhammadiyah,IPM,IMM,Tapak Suci Muhammadiyah.
D.Revitalisasi
Gerakan Muhammadiyah
Revitalisasi merupakan salah satu jenis atau
bentuk perubahan (transformasi) yang mengandung proses penguatan, meliputi
peneguhan terhadap aspek-aspek yang selama ini dimiliki (proses potensial)
maupun dengan melakukan pengembangan (proses aktual) menuju pada keadaan yang
lebih baik dan lebih maju dari kondisi sebelumnya. Revitaliasi sebagai proses
perubahan yang direncanakan meliputi tahapan-tahapan penataan, pemantapan,
peningkatan dan pengembangan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Langkah-langkah
revitalisasi gerakan muhammadiyah yaitu melakukan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap
potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memperluas peran
Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan masyarakat di daerah lokal, nasional, dan
global dengan menjalankan fungsi dakwah dan
10
tajdid serta mengembangkan ukhuwah dan kerjasama dengan semua pihak yang
membawa pada pencerahan dan kemaslahatan hidup.
2.
Meneguhkan dan
mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah yang
mengedepankan uswah hasanah dan menjadi rahmat bagi kehidupan.
3. Mengembangkan pemikiran Islam sesuai dengan
prinsip Manhaj Tarjih dan ijtihad yang menjadi acuan/pedoman Muhammadiyah.
4. Pengembangan
infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu
menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan semakin mengarah pada pencapaian tujuan
Muhammadiyah.
5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di
semua tingkatan (Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting).
6. Peningkatan kualitas dan memperluas jaringan
amal usaha Muhammadiyah menuju tingkat kompetisi dan kepentingan misi
Persyarikatan yang tinggi, serta menjadikannya sebagai pelaksana usaha yang
terikat dan memiliki ketaatan pada kepemimpinan Persyarikatan.
7. Pengembangan model-model kegiatan/aksi yang
lebih sensitif terhadap kepentingan-kepentingan aktual/nyata umat,
masyarakat, dan dunia kemanusiaan dengan pengelolaan yang lebih konsisten.
8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan
organisasi otonom Muhammadiyah sebagai basis kader dan pimpinan Persyarikatan.
9. Meningkatkan bimbingan, arahan, dan panduan
kepada seluruh tingkatan pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali Ranting dan jamaah sebagai basis
gerakan Muhammadiyah.
11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1)
Al- Ma’un. Dalam surah ini,
terdapat pembelajaran yang sangat berharga, sebagai upaya membangun etos
moralitas-spritualitas. Gagasan sentral teologi Al-Ma‟un di atas adalah
keberpihakan terhadap kaum dhu‟afa, fuqara, masakin dan mustadh‟afin. Inilah
prinsip populisme yang menjadi focus theologicus Islam.
2) Lembaga
kesehatan Muhammadiyah bukanlah hanya sebagai bentuk gerakan sosialisasi saja,
namun juga sebagai bentuk dakwah membantu orang-orang yang fakir miskin dan
mustad’afin agar mempunyai kehidupan dalam hal kesehatan yang lebih baik. Ini
seharusnya menjadi kesadaran bagi organisasi Muhammadiyah untuk meneruskan
perjuangan yang sudah susah payah ditempuh oleh pendirinya yaitu KH. Ahmad
Dahlan dan melanjutkan kembali dakwah serta gerakan amal sosial yang telah
dijalankan sebelumnya. Agar umat islam dapat hidup dengan sejahtera, baik dan
aman. Begitulah seharusnya organisasi Muhammadiyah yang terdepan.
3)
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah
menaruh perhatian besar terhadap
kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu‟afa.Dengan
mendirikan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), balai pengobatan, rumah sakit,
rumah miskin, panti asuhan, panti jompo, panti korban perang, sekolah, hingga
penerbitan media cetak yang ditujukan sebagai upaya mengamalkan nilai Islam
agar bermanfaat bagi pengentasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat yang
tertindas (mustadh’afin), serta pencerdasan umat yang bodoh dan terbelakang.
12
4)
Revitalisasi adalah salah satu bentuk perubahan yang mengandung
proses penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-aspek yang selama ini
dimiliki maupun dengan melakukan pengembangan sehingga menjadi lebih baik dan
lebih maju dari kondisi sebelumnya. Salah satu langkah
revitalisasi gerakan Muhammadiyah yaitu melakukan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap
potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar.
B. Saran
Gerakan sosial Muhammadiyah ini masih
banyak memiliki kekurangan -kekurangan yang harus di benahi dan di kritisi agar
gerakan sosial Muhammadiyh ini berjalan dengan lebih baik sehingga organisasi
Muhammadiyah menjadi lebih besar dan lebih sempurna dalam mengamalkan ajaran-ajaran
yang telah di sampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan sesuai dengan apa yang
dituliskan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an-Nya
13
DAFTAR PUSTAKA
.Ad-Dimasyqi,
Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir.2015.Tafsir Ibnu Kasir Terj. Cet
Ke-6 .Bandung:Sinar Baru Algensindo
.Ahmad,Bojes.
Makna Muhammadiyah dalam Gerakan Sosial .www .academia. edu
. Batutah,
Ridwan.Makalah Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah Kel.12
.http://dokumen.tips/documents/makalah-revitalisasi-gerakan-muhammadiyah-kel12.html
Biyanto.Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah Biyanto November
2009.pdf
14
Komentar
Posting Komentar