MAKALAH BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
MAKALAH
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

OLEH
• Riski
Amalia Latif
• Nurkumala
Sari
• Hind
Fadwa Annisa
• Rita
Maryam
• Annisa
Ramadani
• Musdalifah
• Nurdin
• Nurul
Atika
• Muh.
Rifqy Hidayath
• Jamal
SEKOLAH
TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MUHAMMADIYAH SINJAI
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial” ini adalah
untuk semata-mata membuat sebuah karya ilmiah. Kami pun
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
sudilah kiranya para pembaca memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Dari Perubahan Sosial
2.2 Teori
Perubahan Sosial
2.3 Faktor-faktor
terjadinya perubahan sosial
2.3.1 Faktor
Intern dan Ekstern
2.3.2 Faktor
pendorong dan penghambat perubahan sosial
2.4 Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial
2.4.1
Perubahan
Evolusi dan Revolusi
2.4.2
Perubahan
yang direncanakan dan tidak direncanakan
2.4.3
Perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
2.5 Perubahan
sosial yang terjadi dilingkungan Masyarakat
2.6 Masalah Yang
Muncul akibat perubahan sosial
2.7 Dampak
Perubahan Sosial
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam setiap kehidupan masyarakat pasti mengalami
perubahan-perubahan. Tidak ada sekelompok masyarakat yang tidak berubah.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan
suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada
kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan
yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga
terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun
terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,
dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.Perubahan tersebut dapat terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
maupun perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan. Perubahan yang terjadi dalam
bidang sosial pada suatu masyarakat sering dikenal dengan istilah perubahan
sosial.
Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan juga perubahannya
dapat menuju ke arah yang positif maupun menuju arah yang negatif. Dalam hal
ini, berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apa yang
dimaksud dengan perubahan sosial
b.
Apa saja teori – teori tentang
perubahan sosial
c.
Apa saja faktor – faktor penyebab
terjadinya perubahan sosial
d.
Bagaimana
bentuk – bentuk perubahan sosial
e.
Bagaimana Perubahan Sosial Yang
Terjadi Di Lingkungan Masyarakat
f. Apa saja
masalah yang muncul perubahan sosial
g. Apa saja
Dampak Perubahan Sosial
1.3 Tujuan
Penulisan
a. Dapat
mengetahui pengertian perubahan sosial
b.
Dapat mengetahui teori – teori
tentang perubahan sosial
c.
Dapat mengetahui bentuk – bentuk
perubahan sosial
d.
Dapat mengetahui Perubahan Sosial
Yang Terjadi Di Lingkungan Masyarakat
e.
Dapat mengetahui masalah yang muncul
perubahan social
f.
Dapat mengetahui Dampak Perubahan
Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu
perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang
bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat
dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun
keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai,
norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia,
organisasi atau komunitas, dan perubahan dalam hal budaya.
Perubahan
sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut :
1) Perubahan
dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan.
2) Perubahan
dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang
menguntungkan bagi masyarakat.
Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu
kemajuan, masyarakat akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat
menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemunduran. Adanya pengenalan
teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan ide baru, dan munculnya
nilai -nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun menggantikan nilai – nilai
sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan sosial dalam aspek
kehidupan. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan suatu perubahan menuju
keadaan baru yang berbeda dari keadaan sebelumnya.
Comte membagi perubahan sosial dalam
dua konsep yaitu social statics (bangunan struktural) dan social
dynamics (dinamika struktural). Bangunan struktural merupakan struktur yang
berlaku pada suatu masa tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur sosial
yang ada di masyarakat yang melandasi dan menunjang kestabilan masyarakat.
Sedangkan dinamika struktural merupakan hal-hal yang berubah dari satu waktu ke
waktu yang lain. Perubahan pada bangunan struktural maupun dinamika struktural
merupakan bagian yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah
perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam
aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan
dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan
geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada
lembaga kemasyarakatannya.
2.2 Teori Perubahan Sosial
a. Teori Siklus
Teori ini
menyatakan bahwa Perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang.
b. Teori
Perkembangan (Linier)
Teori
perkembangan menyebutkan bahwa suatu Perubahan dapat diarahkan ke suatu titik
tujuan tertentu.
2.3 Faktor
– Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
2.3.1 Faktor Intern dan Faktor Ekstern
a. faktor yang
berasal dari dalam masyarakat
Faktor yang bersumber dari masyarakat itu sendiri
meliputi : bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru,
pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, dan terjadinya pemberontakan atau
resolusi di dalam masyarakat itu sendiri.
b. faktor yang berasal
dari luar masyarakat.
faktor yang berasal dari luar
masyarakat meliputi : sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada
di sekitar manusia, peperangan dengan negara lain, dan pengaruh kebudayaan
lain.
2.3.2 Faktor
pendorong dan penghambat
a. faktor
pendorong
Faktor yang mendorong terjadinya perubahan yaitu :
kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai
hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi, sistem
lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi masa depan, dan
juga nilai meningkatkan taraf hidup.
b. Faktor
Penghambat
Faktor yang menghambat terjadinya perubahan soaial
adalah : kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat, Adanya adat atau kebiasaan yang sulit diubah, sikap
masyarakat yang tradisionalistis, adanya kepentingan-kepentingan yang telah
tertanam dengan kuat (vested interests), rasa takut akan terjadinya
kegoyahan kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal yang baru, hambatan ideologis,
kebiasaan dan nilai pasrah.
2.4 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
2.4.1 Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial
dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan
perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam
sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.
a. Perubahan
evolusi
Perubahan evolusi adalah
perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang
cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang
bersangkutan.Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan
masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi
karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh,
perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu.
Menurut
Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:
- Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
- Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
- Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
b. Perubahan
revolusi
Perubahan revolusi merupakan
perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan
sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai
perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat
terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, di mana sering kali
diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh
masyarakat yang bersangkutan.
Revolusi
tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi
masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus
memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah:
- Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
- Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
- Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
- Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
- Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
2.4.2 Perubahan
yang direncanakan dan tidak direncanakan
a. Perubahan
yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu
perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau
lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di
bawah pengendalian dan
pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut
perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak
akibat polio, pemerintah
mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi
pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).
b. Perubahan
yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya
berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan
masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini
sering membawa masalah-masalah yang memicu
kekacauan atau kendala-kendala
dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit
ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya
banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian
lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam
air yang
mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.
2.4.3 Perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
a. Perubahan
berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika
perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur
kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada
perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan
mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian. Misalnya, perubahan sistem
pemerintahan yang memengaruhi tatanan kenegaraan suatu bangsa.
b. Perubahan
berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan
perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut.
Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat
karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan
homolis.
2.5 Perubahan
Sosial Yang Terjadi Di Lingkungan Masyarakat
Sekarang ini
banyak sekali perilaku yang menunjukkan perubahan sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat. Di lingkungan tempat tinggal saya pun terjadi berbagai macam
perubahan sosial, seperti :
1.
Perubahan Jumlah Penduduk
Dengan
adanya program Kelurga Berencana (KB), saat ini sepasang suami istri hanya
mempunyai 2 orang anak. Selain dipengaruhi oleh kelahiran perubahan jumlah
penduduk di lingkungan saya juga disebabkan oleh adanya kematian dan juga
perpindahan penduduk. Banyak masyarakat yang berpindah ke kota untuk mencari
pekerjaan tetapi juga sebaliknya banyak penduduk yang dari kota berpindah ke
desa.
2.
Perubahan Kualitas Penduduk
Adanya
perubahan dalam hal pendidikan selain memberikan dampak positif bagi kualitas
penduduk, perubahan sosial juga menimbulkan dampak negatif yang berupa
penurunan moral yang dimiliki oleh masyarakat. Penurunan moral ini sering
terjadi pada anak muda, hal ini dapat dilihat pada perilaku yang kurang
sopan dalam masyarakat. Misalnya ketika jalan/lewat di depan warga masyarakat
tanpa memberi salam, berbicara yang kurang sopan kepada orang lain. Selain itu,
banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. Misalnya tentang peraturan lalu lintas.
3.
Perubahan Sistem Pemerintahan
Perubahan
sisitem pemerintahan yang terjadi dalam negara, juga mempunyai pengaruh bagi
pemerintahan suatu desa, Misalnya dalam suatu pengambilan keputusan dalam suatu
musyawarah..
4.
Perubahan Mata Pencaharian
Dahulu, Mata
pencaharian penduduk di lingkungan saya sebagaian besar adalah sebagai petani,
namun dengan berjalannya waktu dan berkembangnya pengetahuan yang mereka
miliki, saat ini banyak yang menjadi pegawai negeri, karyawan suatu perusahaan,
dan juga ada yang pergi merantau bekerja ditampat lain.
5.
Perubahan Gaya Hidup
Seiring
dengan perkembangan jaman, gaya hidup masyarakat pun berubah. Saat ini gaya
hidup konsumtif sudah menjangkit sampai di lingkungan pedesaan. Warga
masyarakat memiliki keinginan untuk berbelanja yang tinggi. Contoh perilaku
konsumtif masyarakat dapat dilihat misalnya pada gaya berpakaian. Setiap hari
selalu ada model pakain baru yang ditawarkan baik di toko maupun di pasar.
Warga masyarakat yang merasa mampu tentunya tidak ingin ketinggalan. Selain
itu, dengan adanya perubahan sosial, masyarakat mempunyai pandangan bahwa
produk dari luar negeri lebih baik dari pada produk dari dalam negeri.
6.
Perubahan karena Adanya Teknologi
Dahulu, para
petani di lingkungan tempat tinggal saya masih menggunakan bantuan tenaga hewan
dalam mengerjakan/membajak sawahnya dan juga dibantu oleh tetangga dalam
menanam padi atau tanaman lainnya. Namun saat ini, dengan berkembangnya
teknologi, para petani telah menggunakan traktor dalam membajak sawah dan juga
sudah menggunakan mesin perontok padi untuk mengolah hasil panenannya.
Selain
teknologi dalam bidang pertanian, teknologi yang berkaitan dengan komunikasi
pun berkembang pesat. Dahulu, apabila ingin berkomunikasi jarak jauh memerlukan
waktu yang lama. Akan tetapi, alat komunikasi saat ini sudah canggih. Misalnya
melalui telepon seluler yang saat ini satu orang tidak hanya memiliki satu alat
komunikasi tersebut.
7.
Perubahan Budaya
Perubahan
budaya yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dapat dilihat pada
perilaku anak muda saat ini. Banyak yang meniru trend-trend atau budaya
masyarakat barat, misalnya cara berpakaian. Selain itu, contoh-contoh hasil
kebudayaan seperti, angklung, gamelan, kesenian ketoprak, lagu-lagu tradisional
tidak lagi diminati oleh masyarakat. Bahkan ada warga yang tidak mengetahui
kebudayaan daerah tempat tinggalnya sendiri. Sekarang ini, keberadaan
kesenian-kesenian tersebut telah tergantikan oleh adanya lagu-lagu pop, rock,
dan lain sebagainya.
2.6 Masalah yang muncul Akibat
adanya perubahan sosial
Perubahan sosial mengakibatkan terjadinya masalah-masalah
sosial seperti kejahatan, atau kenakalan
remaja. Meskipun begitu, tidak setiap masalah yang terjadi
pada masyarakat disebut masalah sosial. Menurut Merton (dalam Soekanto), suatu
masalah disebut masalah sosial jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu sebagai
berikut:
1. Tidak adanya
kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan
kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
2.
Semula ada
pendapat keliru yang menyatakan bahwa masalah sosial bersumber secara langsung
pada kondisi-kondisi ataupun proses-proses sosial. Pendapat tersebut tidak
memuaskan dan telah ditinggalkan. Hal pokok di sini bukanlah sumbernya,
melainkan akibat dari gejala tersebut (baik gejala
sosial maupun gejala bukan sosial yang menyebabkan terjadinya masalah sosial.
3.
Pihak-pihak
yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak.
Dalam hal ini, urutannya sangat relatif.
4.
Adanya
masalah-masalah sosial yang terbuka dan masalah-masalah sosial yang tertutup.
Masalah sosial tersebut timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan
masyarakat karena tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan norma-norma dan
nilai-nilai masyarakat. Akibat hal tersebut, masyarakat tidak menyukai
tindakan-tindakan yang menyimpang dan berlawanan dengan nilai-nilai yang
berlaku.
Masalah sosial merupakan proses terjadinya
ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat yang
membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial. Dengan kata lain, masalah
sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan warga
masyarakat. Hal itu berakibat terjadi disintegrasi sosial atau rusaknya ikatan
sosial.
2.7 Dampak Perubahan Sosial bagi Kehidupan
Sosial
Terdapat
beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak perubahan sosial yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau
ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru yang modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Proses
disintegrasi sebagai akibat atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai berikut :
1.
Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi
dikumandangkan sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di
berbagai daerah walaupun tidak secara bersamaan. Rakyat menyambut dan
mendukungnya. Oleh karena itu, segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan
sosial baru. Rangkaian peristiwa itu disebut revolusi. Adanya pergolakan dan
pemberontakan di berbagai daerah pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan
kedudukan penguasa pada saat itu, sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka
terhadap ideologi pemerintah.
2.
Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes
disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu
terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin
berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu
atau kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak
yang harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok tersebut tidak puas dan
melakukan tindakan penyelesaian.
Protes
merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat
terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung
sebagai rasa solidaritas antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu
yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
3.
Kriminalitas
Perubahan
sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk
berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang
dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut
dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang karena
dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam
kehidupannya.
Perbuatan
kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya
ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang
sama. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran
yang berbeda-beda terhadap hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat
hak disesuaikan dengan kewajiban yang dilakukan.
4.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa
Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih
dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah
korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya. Apabila hal ini sudah
membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, hal tersebut akan
menghambat proses pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak hanya
satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi
seluruh rakyat Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan
disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang
mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja
disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak
kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat,
seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga
peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang.
Selain itu,
pergeseran nilai dan norma masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat
individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat
lebih menyerahkan setiap permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial,
ekonomi, budaya, dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
Perubahan
sosial dapat merujuk pada gagasan kemajuan sosial atau evolusi sosiokultural,
ide filosofis bahwa masyarakat bergerak maju dengan dialektis atau evolusioner.
Hal ini mengacu pada perubahan paradigmatik dalam struktur sosio-ekonomi,
misalnya pergeseran dari feodalisme dan menuju kapitalisme. Hal ini juga dapat
merujuk kepada revolusi sosial, seperti revolusi sosialis dalam paham Marxisme,
atau gerakan sosial lainnya, seperti hak pilih perempuan atau gerakan hak-hak
sipil. Perubahan sosial dapat didorong oleh kekuatan budaya, agama, ekonomi,
ilmu pengetahuan atau teknologi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan
sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang
ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks.
Perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan,dalam hal ini masyarakat
akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga dapat menyebabkan kehidupan
masyarakat mengalami kemunduran.
Ada Beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik yang berasal dari
dalam masyarakat maupun dari dalam masyarakat itu sendiri, selain itu juga
terdapat faktor pendorong dan pengahambat. Adanya perubahan sosial yang terjadi
dapat Menimbulkan Masalah dan dampak serta memberikan pengaruh yang besar
maupun kecil yang terjadi secara cepat maupun secara lambat.
Komentar
Posting Komentar