LINGKUNGAN PENDIDIKAN


LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A.  Tri Pusat Pendidikan
            Istilah “tripusat pendidikan” merupakan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh tiga pihak secara berhubungan dan saling berkaitan. Ketiga pihak yang melaksanakan garapan pendidikan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Istilah “tripusat pendidikan” itu mula pertama dikemukakan sebagai buah pandangan Ki Hajar Dewantara dengan dua teori yang ditawarkan, yaitu teori tri-KON dan teori tripusat.
1.    Teori Tri-KON
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa aktivitas pendidikan dan pengajaran sebagai tempat “persemaian” benih-benih kebudayaan bangsa. Benih-benih tersebut mengandung unsur-unsur kebudayaan nasional. Oleh sebab itu, sebelum para siswa diberi informasi dan mengenal budaya asing dan budaya internasional, mereka harus sudah mendalami karakteristik kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Untuk memudahkan menerima unsur budaya asing secara selektif, Ki Hajar Dewantara mengemukakan teori Tri-KON, yaitu:
a.    Kontinuitas, yang berarti bahwa garis hidup kita sekarang harus merupakan lanjutan dari kehidupan pada zaman lampau berikut penguasaan unsur tiruan dari kehidupan dan kebudayaan bangsa lain.
b.    Konvergensi, yaitu berarti kita harus menghindari hidup menyendiri, terisolasi dan mampu menuju ke arah pertemuan antar bangsa dan komunikasi antar negara menuju kemakmuran bersama atas dasar saling menghormati, persamaan hak, dan kemerdekaan masing-masing.
c.    Konsentris, yang berarti setelah kita bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, kita jangan kehilangan kepribadian sendiri.
2.    Tripusat Pendidikan
Pada awalnya system tripusat yang pertama kali ditawarkan Ki Hajar Dewantara adalah keinginan agar system gedung sekolah disatukan dengan pondok asrama. Agar anak-anak didik kita hidup dan berkembang dalam tiga lingkungan pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan dan memberikan pengaruh dalam perkembangaan anak didik kita. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut adalah:
a.    Keluarga (lingkungan rumah), termasuk didalamnya peran ayah, ibu, sebagai orangtua yang berkewajiban mendidik putra putrinya dalam kehidupan keluarga.
b.    Perguruan (lembaga pendidikan), yaitu lingkungan sekolah dengan struktur dan system kelembagaaan yang khas sebagai tempat persemaian anak bangsa.
c.    Masyarakat, yaitu lingkungan masyarakat sekitar dengan segala dinamika dan karakteristiknya yang secara langsung ataupun tak  langsung mempengaruhi perkembangan anak didik sebagai anggota masyarakat.
B.  Pendidikan sebagai Sistem
System adalah suatu kumpulan elemen yang bisa dikenali seperti objek, orang, kegiatan, rekaman informasi, yang saling berhubungan dan berkaitan erat satu sama lain dalam satu proses atau struktur yang memiliki fungsi organisasi guna membuahkan hasil. Dengan demikian, dapat diidentifikasi bahwa system mengandung komponen yang saling berkaitan (interrelated), merupakan suatu kesatuan (unity), dan bertujuan (goals). System dapat pula diartikan suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara bersama-sama fungsi komponen-komponen tersebut terarah pada pencapaian tujuan (tujuan system).
Ciri-ciri system:
·      System merupakan suatu kesatuan/kebulatan integral dan berstruktur.
·      Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.
·      Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu, dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan.
Garapan pendidikan sebagai suatu system, dapat dilihat dari dua hal yaitu:
a.    Tinjauan system pendidikan secara mikro
        Secara mikro, garapan pendidikan dapat dilihat pada beberapa komponen pokok yaitu: (1) Tujuan; (2) Bahan; (3) Pendidik; (4) Peserta didik; (5) Proses; (6) Hasil dan (7) Balikan.
        Dalam kajian mikro ini, unsur pendidik dan peserta didik, serta interaksi keduanya merupakan isu utama dalam suatu program pendidikan. Polanya lebih merupakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi, yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan belajar. Isi pesan tersebut dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan (objectives) yang diharapkan. Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai pengirim pesan (senders) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupundi luar kelas. Sedangkan peserta didik lebih merupakan penerima pesan (receives) mengenai bahan belajar yang sudah dirancang sejak awal. Proses pembelajaran ini bisa dirasakan efektif bila terjadi proses komunikasi dua arah melalui berbagai saluran (channels) dalam bentuk ragam sumber belajar dan media belajar yang digunakan.
b.    Tinjauan sitem pendidikaan secara makro
        Dalam kajian makro, system pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi, yaitu:
1.    Masukan (input). Ada empat jenis masukan pendidikan yaitu terdiri dari: (a) sistem nilai dan pengetahuan, misalnya falsafah Negara, tujuan pendidikan nasional, dsb. (b) sumber daya manusia, termasuk didalamnya masyarakat, peserta didik, pendidik, dsb. (c) masukan instrumental seperti: perangkat kurikulum, panduan, silabi, dsb. dan (d) masukan sarana termasuk didalamnya fasilitas dan sarana pendidikan yang harus disiapkan.
2.    Proses yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran di sekolah ataupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini termasuk didalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam kerangka memberi kemudahan kepada peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran.
3.    Keluaran (output).Keluaran pedidikan mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan pendidikan berupa: kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa (services) dalam pendidikan seperti misalnya hasil penelitian, serta produk barang berupa karya intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material.
Dalam telaah lainnya, P.H. Coombs (1968:78) mengungkapkan ada 12 komponen pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain. Adapun kedua belas komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1.             Tujuan dan prioritas: komponen yang mengungkapkan ke arah mana garapan pendidikan akan dilaksanakan, dan kegiatan apa yang menjadi fokus garapan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.             Peserta didik: komponen yang menjadi subjek dan sekaligus objek pendidikan, sebagai subjek pendidikan maksudnya peserta didik sebagai pihak secara langsung terlibat dalam perencanaan ataupun pelaksanaan pendidikan. Sedangkan sebagai objek, maksudnya peserta didik juga merupakan pihak yang menjadi sasasran layanan mengapa pendidikan itu dilaksanakan.
3.             Manajemen: komponen pendidikan yang mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan menilai system pendidikan.
4.             Struktur dan jadwal: komponen ini memiliki fungsi untuk mengatur struktur pelaksanaan dan jadwal waktu pendidikan.
5.             Isi bahan belajar: komponen yang merupakan isi bahan yang akan dipelajari dalam sebaran kurikulum. Fungsinya untuk menggambarkan luas dan kedalaman isi bahan yang akan diajarkan
6.             Pendidik: komponen sumber daya insani yang melaksanakan garapan pendidikan. Fungsinya memberi layanan untuk kelancaran proses pembelajaran kepada peserta didik. Termasuk kelompok ini adalah tenaga kependidikan lainnya, seperti: pustakawan, petugas laboratorium, dsb.
7.             Alat bantu mengajar: komponen yang berfungsi memberi kemudahan belajar kepada peserta didik melalui alat/bahan yang dirancang untuk memberi kemudahan belajar.
8.             Fasilitas: komponen ini lebih merupakan sarana dan prasarana pendukung terjadinya proses belajar mengajar.
9.             Teknologi: komponen yang berfungsi melancarkan dan meningkatkan cara kerja proses pendidikan.
10.         Pengawasan mutu: komponen pokok yang mengatur terbinanya kualitas hasil pendidikan sesuai dengan harapan dan cita-cita. Melalui komponen ini, program pendidikan dapat lebih ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan.
11.         Penelitian: komponen yang bersumber pada pengetahuan ilmiah ke arah pengembangan sistem pendidikan.
12.         Ongkos pendidikan: komponen ini lebih merupakan kajian biaya (cost) atas pelaksanaan pendidikan, yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program pendidikan yang dilaksanakan.
     Secara lebih lengkap tentang kajian makro sistem pendidikan ini, dapat dilihat pada diagram berikut ini.


Text Box: PROSES PENDIDIKAN
1. Tujuan/prioritas
2. Peserta didik
3. Manajemen
4. Struktur/jadwal
5. Isi
6. Pendidik
7. Alat bantu pend.
8. Fasilitas
9. Teknologi
10. Pengawasan mutu
11. Penelitian
12. biaya
 
                                 
Text Box: HASILText Box: MASUKAN                                                                                   


                                                                                                                                         



DAFTAR PUSTAKA
Haling, Abdul.         .  Pengantar Pendidikan. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA

MAKALAH " THAHARAH"

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA