BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PENGERTIAN KURIKULUM SEKOLAH
BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN KURIKULUM SEKOLAH

NAMA : SITI ERMI NATI
NIM : 1754042005
KELAS : A
PRODI
PENDIDKAN BAHASA JERMAN
JURUSAN BAHASA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
OKTOBER
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan karunia-Nya Saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”KURIKULUM SEKOLAH” tepat waktu.
Namun,saya menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari penyusunan maupun pembahasan.oleh karena itu saya sangat
terbuka terhadap kritik dan saran guna penyempurnaan makalah ini.
Membaca adalah
pintu utama menembus ilmu pengetahuan teruslah membaca dan membaca tidak hanya
pada ilmu alam tapi pada ilmu keagamaan.
Akhirnya saya berharap makalah ini
bisa membantu menambah wawasan pembaca dalam hal materi yang saya lampirkan
dalam makalah ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembentukan suatu
organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah
satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat
nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk
mencapai tujuan tersebut agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh
karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi
pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai
pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian,
fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat
hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas,
yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk
menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan
tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak
dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan
demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat
penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan
saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta
bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.
Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan
pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar
dari kurikulum. Pada dasarnya kurikulum
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen
kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji
suatu kurikulum lembaga pendidikan itu.
Mengingat pentingnya pemahaman
menyeluruh konsep dasar dari kurikulum ini, maka penulis tergerak untuk
menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap mengenai hal
tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit membuka wawasan para
pembaca semua.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari kurikulum ?
2. Apakah Fungsi Kurikulum ?
3. Apa saja Konsep Kurikulum dalam Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Mengetahui Fungsi Kurikulum.
3. Mengetahui konsep kurikulum dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum
Kata Kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda tergantung dari posisi
seseorang dalam system pendidikan . Sebagai contoh, seorang pembuat kurikulum
akan melihatnya sebagai suatu rencana untuk pengalaman kurikulum di sekolah (
yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau orang yang
biasanya berada di luar ruang kelas yang mengatakan padanya unutk mengajar.
(mempraktekkan); seorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang harus saya
pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua melihatnya
sebagai apa yang sebenarnya telah dipelajari oleh anak saya di sekolah
(prestasi). Pihak lain mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi unutk
guru dan siswa.
Istilah kurikulum di gunakan
pertama kali pada olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir
dan curer, yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang atlit. Pada
waktu itu , orang mengistilahkan dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari
mulai start sampai finish.
(Wina(Sanjaya,200:1)[1][1] Istilah Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan yang beragam tentang
kurikulum. Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan praktik dan teori pendidikan.
Pengertian
kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :
1. Pengertian
Kurikulum Secara Tradisional
Dalam pandangan lama
kurikulum dipandang sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru atau
dipelajari oleh siswa. Pelajaran-pelajaran materi apa yang harus ditempuh di
sekolah madrasah, itulah kurikulum.
Kurikulum dalam arti
sejumlah mata pelajaran ya hams ditempuh oleh murid, menurut Oemar Hamalik, mempunyai implikasi bahwa mata
pelajaran pada hakekatnya adalah pengalaman masa lampau dan tujuan
mempelajarinya adalah untuk memperoleh ijazah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada pergeseran
fungsi sekolah. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi sekolah
tidak saja dituntut untuk rnembekalai berbagai macam ilmu pengetahuan yang
sangat cepat berkembang, tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat
bakat, membentuk moral kepribadian, bahkan berbagai macam ketrampilan yang
dibutuhkan untuk memenhuni dunia kerja. Pergeseran fungsi sekolah tersebut berdampak pada pergeseran makna kurikulum,
dimana kurikulum tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran akan tetapi
dianggap sebagai pengalaman belajar siswa. dijelaskan oleh William F. Pinar da
bukunya What is Curriculum Theory, yang menjelas bahwa kurikulum pada saat mi
adalah dimaknai sebagai pengalaman belajar. Pergeseran makna ini disebab
pengaruh humanisme, seni, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Pengertian Kurikulum Secara Modern :
Menurut Saylor J. Gallen & William N.
Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah
“Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas,
dihalaman maupun diluar sekolah”. [2][2]
Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa
“Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”.
Menurut
Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga
pendidikan”.
Selain itu, kurikulum dalam pandangan modern juga
berarti pada methodology. Misalnya,
Hilda Taba dalam bukunyanya Curriculum Development, menuliskan Currikulum is,
after all, a way of preparing young people to participate as productive members
of our culturer”. Artinya, kurikulum adalah cara mempersiapkan manusia untuk
berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dan suatu budaya.[3][3]
Sesuai penjelasan David
Pratt bahwa: “A curriculum is anorganized set of formal educational and or
training intentions “. Artinya, kurikulum adalah seperangkat organisasi
pendidikan formal atau pusat-pusat latihan.
Dari berbagai
pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari
pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut S.Nasution
kurikulum dapat ditinjau sebagai berikut :
1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk
yakni sebagai hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu
panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk buku atau pedoman
kurikulum, misalnya berisisejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan.
2. Kurikulum
dapat pula dipandang sebagai program,yakni alat yang dilakukan oleh sekolah
atau madrasah untuk mencapai tujuannya. ini dapat berupa mengajarkan berbagai
mata pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat
mempengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulan sekolah atau madrasah,
pertandingan,pramuka, warung sekolah atau madrasah dan lain-lain.
3.
Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama
dengan apa yang benar-benar dipelajari.
4. Kurikulum
sebagai pengalaman siswa. Ketiga pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan
kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yang secara aktual menjadi
kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri
anak berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana
Dan beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas bisa diambil
kesimpulan, bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta didik baik di sekolah
atau madrasah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum
tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa menentukan arah atau
mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi. Dengan kata lain kurikulum haruslah
menunjukkan kepada apa yang sebenarnya haru dipelajari oleh peserta didik.
B.Pengertian Kurikulum Sekolah
Secara etimologis,
kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang
artinya “pelari” dan curere yang
berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga
pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertin suatu jarak ynag
harus diempuh oleh pelari dari garis start samapi gari finish (Nasution,tanpa
thn). Istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian
bahwa kurikulum adalah sejumblah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus
ditempuh atatu diselesaikan pelajar guan mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
Dalam UU RI No. 2
Tahun 1989 dikemukan bahwa kurikulum sekolah merupakan seperangakat rencna dan
pengaturan mengenai isi pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembeljaran disekolah.
Suharsimi (1988) mengemukakan bahwa kurikulum sekolah
adalah seperangkat pengalaman belajar pelajar di bawah pengawasan sekolah .
Ansyar dan Nurtain (1992) menegemukakan
bahwa kurikulum sekolah adalah memuat
seprangkat isi pembelajaran yang harus
diajarkan guru, atau yang harus dipelajari pebelajar.
C. Fungsi Kurikulum
Menurut Sutopo dan Soemanto sebagaimana dikuti oleh Muhammad Joko Susilo
kurikulum berfungsi:[4][4]
1. Kurikulum dalam
rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan yang diinginkan tidak tercapai
orang cenderung meninjau kembali alat yang digunaka untuk mencapai tujuan
tersebut.
2. Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai
organisasi belajar yang harus dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan
siswa.
3. Bagi guru,
kurikulum berfungsi
a) sebagai
pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.
b) sebagai alat untuk mengadakan evaluasi
perkembangan siswa
c) sebagai pedoman
dalam mengatur kegiatan pendidikan.
4. Bagi kepala sekolah dan pembiña sekolah kurikulum
berfungsi
a) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi
supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar.
b) sebagai pedoman untuk fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar.
c) sebagai
pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru dalam memperbaiki situasi
belajar.
d) sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.
5. Bagi orang
tua murid, kurikulum. berfungsi sebagai panduan untuk membantu anak.
6. Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya, kurikulum
berfungsi sebagai
pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
7. Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah,
kurikulum berfungsi dalam memberikan bantuan guru dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang
tua/masyarakat untuk menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa
lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
D.
Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang
perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada
tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan
sebagai bidang studi.[5][5]
a.
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
Suatu
kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum juga dapat menunjuk
kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat
digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara
para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan
masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu
sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. Konsep
kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan
fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap
dinamis.
c. Konsep
ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu
bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan
ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan
kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari
konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai
kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para
ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk :
1. mengembangkan definisi-definisi deskriptif
dan preskriptif dari istilah-istilah teknis
2. mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan
yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru
3. melakukan
penelitian inferensial dan prediktif
4. mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan
melaksanakan model-model kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi
kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut
baik sebagai subtansi,sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat
bertahan dan dikembangkan.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Awal mulanya kata curriculum digunakan dalam bidang
olahraga karena memiliki arti suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai
dari garis start sampai dengan finish.
Namun pada tahun 1995 istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah
mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan. Berdasarkan seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai
pengertian kurikulum, maka dapat disimpulkan pengertian kurikulum adalah
sederet rancangan peraturan pembelajaran yang dibuat oleh institusi pendidikan
untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Fungsi Kurikulum
kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang
harus dikuasai dan dikembangka seirama perkembangan siswa.
Konsep Kurikulum:
a.
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
b. Konsep
kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
c. Konsep
ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
B.Saran
Pembaca
berharap memahami materi ini dan memberikan masukan jika terdapat kesalahan
oleh penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Harun Asrohah,Anas
Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum,
kopertaisIV Press, Surabaya 2014
http://mhadhicahyadi..co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html
Suratmanskaters..co.id/2012/09/pengertian-konsep-fungsi-dan-peranan.htm
[1][1] Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah,
Pengembangan Kurikulum” Surabaya: kopertaisIV Press, 2014) hlm.27
[2][2]
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html
[3][3] .Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah,
Pengembangan Kurikulum” (Surabaya: kopertaisIV Press, 2014) hlm.29
[4][4].Harun Asrohah,Anas Amin Alamsyah,
Pengembangan Kurikulum” (Surabaya: kopertaisIV Press, 2014) hlm30.
Komentar
Posting Komentar